Pendahulu Kerajaan Galuh
Sang Kandiawan menjadi raja hanya 15 tahun
(597-612 M). Tahun 612 Masehi, ia mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu
menjadi pertapa di Layuwatang Kuningan.
Sebagai penggantinya, ia menunjuk putra bungsunya, Sang Wretikandayun, yang waktu itu sudah menjadi rajaresi di daerah
Menir.
Sang Wretikandayun dinobatkan sebagai
penguasa Kerajaan Kendan pada tanggal 23 Maret 612
Masehi, dalam usia 21 tahun. Malam itu, bulan sedang purnama. Esok harinya,
matahari terbit, tepat di titik timur garis ekuator. Sang Wretikandayun tidak berkedudukan di Kendan ataupun di Medang Jati,
tidak juga di Menir. Ia mendirikan pusat pemerintahan baru, kemudian diberi
nama Galuh (harfiah : permata, Kerajaan Galuh).
Lahan pusat pemerintahan yang dipilihnya diapit oleh dua batang sungai yang
bertemu, yaitu Citanduy dan Cimuntur. Lokasinya yang sekarang, di desa Karang
Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Sebagai
Rajaresi, Sang Wretikandayun memilih
istri, seorang putri pendeta bernama Manawati, putri Resi Makandria. Manawati dinobatkan sebagai permaisuri
dengan nama Candraresmi. Dari perkawinan ini, Sang Wretikandayun memperoleh tiga orang putra, yaitu Sempakwaja (lahir tahun 620 M), Jantaka, (lahir tahun 622 M), dan Amara (lahir tahun 624 M).
Ketika
Sang Wretikandayun dinobatkan
sebagai Raja Kendan di Galuh, penguasa di Tarumanagara saat itu, adalah Sri
Maharaja Kretawarman (561-628 M). Sebagai Raja di Galuh, status Sang
Wretikendayun adalah sebagai raja bawahan Tarumanagara.
Berturut-turut, Sang Wretikandayun
menjadi raja daerah, di bawah kekuasaan Sudawarman
(628-639 M), Dewamurti (639-640 M), Nagajayawarman (640-666 M), dan Linggawarman (666-669 M).
Ketika Linggawarman digantikan oleh Sang Tarusbawa, umur Sang Wretikandayun sudah mencapai 78 tahun.
Ia mengetahui persis tentang Tarumanagara
yang sudah pudar pamornya. Apalagi Sang Tarusbawa yang lahir di Sunda
Sembawa dan mengganti nama Tarumanagara
menjadi Kerajaan Sunda. Ini merupakan peluang bagi Sang Wretikandayun untuk membebaskan diri
(mahardika) dari kekuasaan Sang Tarusbawa.
Sang Wretikendayun segera mengirimkan duta ke Pakuan
(Bogor) sebagai ibu kota Kerajaan
Sunda (lanjutan Tarumanagara)
yang baru, menyampaikan surat kepada Sang
Maharaja Tarusbawa. Isi surat tersebut menyatakan bahwa Galuh memisahkan
diri dari Kerajaan Sunda, menjadi
kerajaan yang mahardika.
Sang Maharaja Tarusbawa adalah raja yang cinta damai dan adil bijaksana. Ia
berpikir, lebih baik membina separuh wilayah bekas Tarumanagara daripada menguasai keseluruhan, tetapi dalam keadaan
lemah. Tahun 670 M , merupakan tanda berakhirnya Tarumanagara. Kemudian muncul
dua kerajaan penerusnya, Kerajaan Sunda
di belahan barat dan Kerajaan Galuh
di belahan timur, dengan batas wilayah kerajaan
Sungai Citarum. Pada tahun 1482 M, kedua kerajaan ini dipersatukan oleh Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi), menjadi Kerajaan Sunda Pajajaran.
Kisah
lengkap Kerajaan Kendan bersumber pada naskah Pustaka Rajyarajya i Bhumi
Nusantara parwa II sarga 4 (naskah wangsakerta)
0 Response to "Pendahulu Kerajaan Galuh"
Post a Comment